(YULDEDE ROSMATRI
PUTRA)
Rintik
hujan mengarungi malam menutupi mata sang bulan
Denting
ranting membentuk sebuah harmoni
Terdengar jeritan malam memecah kesendirian jiwa sang
perindu hati.
Serunai
terdengar sayu memecah kalbu
“Sahabat
telah pergi”sebuah kata yang tersambung dari sebuah persegi panjang kecil
seperti
tempias yang mengenai pipi menjalar menuruni lekungan nya
seperti angin saja yang menusuk tubuh
menghasil kan getar-getaran.
Teringat
kisah sang sahabat membuat mata menguras air membasahi pipi menahan sedu yang
menggelitiki jiwa
Luka
yang telah di pahat akan menjadi memori
yang akan tersimpan dalam-dalam
Tetap
lah dengan kepala yang keras itu
coba membentang buku baru untuk menulis sebuah
episode awal
tak
ada kata kita tapi hanya ada satu.
Tunas
yang sudah patah tak akan pernah berkembang
Lebih
baik mencangkok dengan serbuk dari sang
pohon
Dari pada harus memakai tanah yang tak
dihinggapi cacing.
Magnet
yang mempunyai satu kutup hanya saling tolak.
Air
pun tak kan mau menyatu dengan api
Langit
pun tak ingin bersanding dengan bumi
seperti
bentuk segitiga tanpa sudut.
beranjak
lah dengan pemikiran yang baru .
yang
pergi biar lah pergi tapi kembali lah
jika tersesat,
jangan
sampai atah tetap berbentuk atah setelah di masak
tak
akan berguna ubi setelah menjadi kayu
berjalan
lah dengan di bantu mata.
Padang 30-05-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar